Program Pengentasan PemukimanKotorTerintegrasi (PPKT) tahun 2025 di teritori Jengglong Barat, RT 08 dan RT 09 RW 07, Kelurahan Purwodadi terusdipacu.
Sampaimingguke-3 September ini, Dinas Perumahan MasyarakatdanTeritoriPemukiman (Disperakim) Grobogan menulisperkembanganpembuatansudahcapaisekitaran 40 %.
Kepala Disperakim Grobogan, Endang Sulistyoningsih lewat Kabid Perumahan Masyarakat, Upik Farida Surya Dona, menerangkanjika program PPKT ini kalimengarahtempatselebar 2,66 hektar dengan keseluruhanbujet Dana PeruntukanKhusus (DAK) sejumlah Rp 9,6 miliar.
recommended by
provokepulse.com
TutorialPilih AC tanpa Unit Outdoor di 2025
Ketahui Lebih
Baca : Pucuk World Cleanup Day di Grobogan, 31,4 Kg Paku Ditarik dari Pohon
Sekitar 206 kepala keluarga (KK) menjadiyang menerimafaedah langsung.
“Program ini sentuhberagamsektor, dimulai daripembaruan rumah tidaklayak tinggal (RTLH), pembangunan jalan lingkungan, drainase, sanitasi, sampaipengadaan air minum,” jelasnya.
Untuk rumah, ada 58 unit yang masuk program pemulihan. Adapun rinciannya, 10 unit berbentuk pembangunan baru dengan ongkos Rp 51 juta per unit, 11 unit rehab rekonstruksi Rp 20,empat juta per unit, dan 27 unit kenaikankualitas Rp 20 juta per unit.
Bekasnyasekitaran 102 unit rumah mendapatkontribusipembaruan fasad depan rumah dari APBD sebesar Rp 2,lima juta per rumah.
Diutarakan, dari jumlahnyaitu 40 unit rumah hampirselesaiditangani.
Untukpembaruan RTLH, Disperakim menargetsemua unit usaipada November kedepan. “Semogatugasyang lainbisa jugaselekasnyahabissama sesuaiagenda,” paparnya.
Selainnya RTLH, program PPKT ikutmeliputi pembangunan 14 batas jalan lingkungan sepanjang 1.525 mtr.dan drainase sepanjang 1.781,3 mtr..
Baca : Pelajar, Alumni dan Wali Siswa SDN 1 Ginggangtani Grobogan Menampik Diregrouping, Mengharap Masih Dipertahankan
Di bagian sanitasi, didistribusikan 107 ikatan rumah (SR) yang diperlengkapi instalasi jamban, bak septik pabrikasi, dan lubang serapan.
Dalam pada itu, padasektor air minum ada 108 SR dengan jaringan perpipaan dankenaikankemampuan instalasi pemrosesan air (IPA).
Tidakitu saja, satu unit Tempat Pemrosesan Sampah (TPS) 3R tengah dibuatuntukmemberikan dukunganpengendalian sampah masyarakat.
Kabid Pertanahan danPengaturanTeritori Lingkungan, Agus Panca Nugraha, menambah, sepanjang proses pembuatanberjalan mulus.
Tetapi, ada yang tetapmenjadi perhatuan bersama-sama.Satu diantaranyaberkaitanpenataansebanding sungai yang tetapmenantikeputusan Balai Besar Daerah Sungai (BBWS) Tabu Juana.
“Sebelumnya sempat ada ketidaksamaan lebar sebanding. Data awalnya pengusulan dan hasil pengukurpaling akhirberlainan. Sekarang initidak adakeputusan, tetapipembuatanyang lainmasih tetapjalan. Keinginannya hasilnya sesuai dengangagasanawalnya,” terangnya.